Bayi berukuran raksasa lahir di Pamekasan, Madura. Anak keenam dari pasangan suami-istri Iptu Soemanto (47) dan Hj Aminah (45) itu memiliki berat badan 6 kg dengan tinggi 75 cm. Anehnya, bayi laki-laki itu dilahirkan tanpa ari-ari (tali pusar) atau ari-arinya langsung putus tanpa meninggalkan luka.
Menurut pasangan suami-istri warga Kampung Rongkarong, Kelurahan Gladak Anyar, Kecamatan Kota Pamekasan, itu banyak keanehan mengiringi bayi yang dilahirkan tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan RI, Senin (17/8) pagi itu.
Selain lahir tanpa ari-ari, bayi tersebut berada di kandungan selama 12 bulan, tidak seperti bayi umumnya yang biasanya di kandungan selama sekitar 9 bulan 10 hari. Selain itu, proses persalinannya di rumah tanpa bantuan tenaga medis ataupun dokter kandungan.
Karuan saja kelahiran bayi tersebut menggegerkan warga kampung tersebut. Beberapa warga bahkan membandingkan bayinya yang berumur antara 7 bulan dan 10 bulan dengan bayi yang baru berumur sehari tersebut. “Kondisi tubuh bayi ini kok lebih besar daripada anak saya yang sudah berusia sembilan bulan. Sungguh aneh, bayi baru lahir tapi tubuhnya mirip bayi berusia di atas sembilan bulan,” kata seorang warga, Selasa.
Kepada sejumlah wartawan yang menemui di rumahnya, Selasa (18/8), Aminah didampingi suaminya mengaku tidak menyangka bayi yang dia lahirkan kondisi tubuhnya seperti itu.
Aminah yang mengaku selama ini sering dimintai tolong untuk mengobati warga yang sakit itu mengatakan, menjelang persalinan itu ia merasa perutnya seperti ada kelainan. Ia kemudian menyuruh keluarganya memanggil dukun bayi setempat untuk membetulkan posisi kandungannya yang mungkin ada masalah.
Ketika Aminah berbaring di tempat tidur sambil menunggu kedatangan dukun bayi, tiba-tiba perutnya terasa mules. Selanjutnya Aminah terlentang dan tiba-tiba bayi itu lahir dan langsung menangis dengan keras. Tak ayal lagi, Aminah pun kaget bercampur gembira. Yang aneh lagi, begitu bayi itu diperhatikan, tidak ada darah dan tali pusarnya. “Bayi saya ini lahir bersih seperti sudah dimandikan.
Saya heran dengan kejadian ini. Padahal, anak-anak saya sebelumnya lahir normal, ya ada darahnya, ada ari-arinya. Ini sungguh di luar nalar saya. Semua ini berkat kebesaran Allah SWT,” kata istri perwira yang bertugas di Polwil Madura itu sambil menggendong bayinya.
Menyusut
Aminah mengaku sempat menimbang berat badan sang bayi. Menurutnya, saat ditimbang itu beratnya 8 kg dengan tinggi 75 cm. Namun pada Selasa sore, datang empat mahasiswa yang kuliah di Jurusan Kebidanan Universitas Islam Madura ingin melihat kondisi bayi tersebut. Mereka juga sempat menimbang bayi tersebut. Anehnya, ketika ditimbang oleh para mahasiswa tersebut, berat bayi diketahui 6 kg dan panjang 75 cm atau menyusut 2 kg dibandingkan klaim Aminah.
Ketika ditanya soal berat badan bayi tersebut, Aminah bersikukuh saat baru dilahirkan, berat bayinya 8 kg. “Ya, mungkin saja beratnya menyusut,” kata perempuan itu.
Aminah mengatakan, bayinya nanti akan diberi nama Wahyu Agus Perwira Putra. Meski tidak menjelaskan secara detail makna nama anaknya itu, Aminah mengait-kaitkan bayi itu sebagai berkah dari yang Maha Kuasa, sedangkan Perwira Putra karena ayahnya adalah seorang perwira polisi yang bertugas di Subag Intel Polwil Madura.
Iptu Soemanto mengatakan, meski anak keenamnya itu lahir dengan sejumlah keanehan, ia tidak akan membawanya ke dokter atau memeriksakan mengapa bayinya lahir seperti itu. “Yang penting anak saya lahir dengan selamat dan istri saya kondisinya juga sehat,” kata Soemanto kepada Surya.
Dikatakan, dari enam anak yang dilahirkan istrinya, hanya anak kelima yang ditangani bidan, sedangkan anak lainnya ditangani dukun bayi. Ia menambahkan, selama kehamilan anak keenam itu, hanya satu kali istrinya periksa ke dokter spesialis kandungan, selebihnya selalu ke dukun bayi.
Aminah mengisahkan, saat usia kandungan menginjak tujuh bulan, ia merasakan ada yang aneh pada kandungannya. Waktu itu ia memeriksakan kepada seorang dokter spesialis kandungan di Pamekasan. Ketika dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), ternyata bayi itu tidak tampak. Bahkan, di layar monitor komputer pun ia tidak terlihat.
Karena penasaran dan mengira ada yang salah terhadap USG perutnya, selesai dari dokter spesialis kandungan itu Aminah tidak langsung pulang, tapi mampir ke bidan langganannya untuk memeriksakan kandungannya. Ternyata hasil diagnosis bidan itu sama seperti yang dijelaskan dokter bahwa tidak tampak adanya bayi di perutnya.
Namun, Aminah saat itu yakin bayi itu ada dalam kandungannya. Keyakinannya bertambah begitu Aminah sampai di rumah dan di dalam perutnya terasa ada yang bergerak-gerak. “Aneh juga, begitu di rumah, bayi itu gerakannya terasa sekali, sampai telinga saya ini saya tempelkan di perut istri saya,” imbuh Soemanto.
Kini, sehari setelah kelahiran itu, demi kesehatannya, selain diberi ASI, si bayi juga diberi makanan tambahan bubur dan minuman air mineral.
Sementara itu, Toriyah (35), tetangga depan rumah Aminah, mengaku sedang berada di pasar ketika Aminah melahirkan bayinya. Begitu pulang, ia melihat rumah Aminah sudah ramai oleh warga yang menjenguknya.
“Waktu itu saya lihat bayinya bersih seperti sudah dimandikan. Padahal, saat itu baru saja dilahirkan. Bagi saya dan tetangga, kelahiran bayi itu wajar karena Umi Aminah punya kelebihan (mengobati orang sakit),” kata Toriyah.
Ditambahkan, selama mengandung, ia melihat Aminah biasa-biasa saja, tidak ada tanda keanehan. Hanya saja, meski hamil besar, Aminah tetap aktif melayani puluhan pasien yang berobat kepadanya.
Untuk kelahiran di Indonesia, bayi Aminah tersebut tergolong raksasa. Catatan Museum Rekor Indonesia (Muri) menunjukkan, hingga saat ini bayi lahir terberat di Indonesia adalah Ardyan Angga Pramudya, anak dari pasangan Susetyo TS dan Sri Kushardiyat asal Karanganyar, Jawa Tengah. Menurut publikasi Muri, 7 Oktober 2008, saat dilahirkan berat Ardyan 6,870 kg, panjang 69 cm, dan lingkar kepala 40 cm.
Adapun Guinness Book of World Records mencatat, bayi terberat di dunia saat dilahirkan adalah anak dari seorang ibu bernama Anna Bates dari Kanada, yang bayinya seberat 10,8 kg ketika dilahirkan 19 Januari 1879. Namun, bayi lelaki yang belum sempat diberi nama itu meninggal 11 jam setelah lahir. Rekor beratnya belum terpecahkan hingga saat ini. - See more at: http://www.indospiritual.com/artikel_bayi-raksasa-lahir-di-madura.html#sthash.OaEpk8zB.dpuf